PENGANTAR BISNIS
KELAS : 1EB21
NAMA
|
NPM
|
AQLI AULIAWATI
|
21212022
|
FIKRIA ADDINA
|
22212950
|
INTAN RISMAR MASYITOH
|
23212754
|
PUTRI ARISTYA DEVI
|
25212756
|
RESTI JENITA
|
26212147
|
1.
Buatlah dengan suatu contoh kasus
tentang proses produksi (input proses output) sebutkan jenis barangnya:
pakaian, makanan, minuman, sepatu !
Proses pembuatan
pakaian di sebuah Pabrik Baju
1.
Design / Sketch
Dalam pembuatan baju, langkah pertama adalah membuat
disain atau seketsa. Yang melakukan tugas ini adalah designer. Seorang designer
bertugas untuk merancang baju dan menuangkan kreativitasnya ke dalam kertas
seketsa. Kemudian seketsa akan dianalisa oleh panel designer. Panel designer
akan memilih beberapa design yang terbaik dan kemudian design tersebut akan
diproses untuk dibuatkan pola.
2.
Pola Design
Seseorang yang bertugas untuk membuat pola design akan
mengembangkan pola pertama untuk didisain berdasarkan ukuran standar. Proses
ini dibuat dengan metode pola drafting dan tujuan pembuatan pola ini adalah
untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan di tes uji.
3.
Pembuatan Sampel
Pola design yang telah jadi, dikirim ke unit penjahit
untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut dijahit pada belacu atau kain
muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan design.
Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh panel designer, pembuat pola, dan
penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Atau sampel baju
memang sudah siap untuk diproses lebih lanjut.
4.
Produksi Pola Design
Setelah contoh pola sudah oke! Maka contoh pola
tersebut diambil untuk dibuatkan pola produksi. Pola produksi adalah pola yang
akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih banyak. Pattern maker membuat pola
pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri dari berbagai kelas. Komponen
paling penting, pola kertas tisu yang terbuat dari kertas teringan dan tertipis
yang bisa didapatkan ditempat umum (toko kain).
Pola baju dapat dibuat dengan 2 cara : cara manual dan
CAD/CAM. Sekarang ini banyak pabrik baju yang mengembangkan metode CAD/CAM
karena kemudahannya dalam merancang pola dibandingkan dengan cara manual.
Selain itu juga banyak pembeli yang lebih memilih pabrik baju yang menggunakan
medote CAD/CAM. Salah satu kelebihan pola produksi yang dibuat dengan metode
CAD/CAM adalah dapat disimpan dengan mudah dan Anda juga dapat memodifikasi
setiap kali Anda menginginkannya.
5.
Grading
Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam
ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar
lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan
pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.
6.
Marker Making
Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan
lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software
dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain
dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang
melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples.
seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang
akan dipesan.
7.
Cutting
Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan
bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya.
Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar
laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan.
8.
Sorting / Bundling
Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan
designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini
membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi
ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.
9.
Sewing / Assembling
Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang
sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada
memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah
karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar
dapat mengurangi “produk gagal”.
Pada proses ini akan ada begitu banyak operator yang
mengendalikan mesin jahit. Sebagai contoh operator A akan menjahit khusus
bagian lengan, kemudian operator B akan menjahit khusus bagian kerah bajunya
saja dan sebagainya. Yang pada akhirnya bagian-bagian baju tersebut dijahit
hingga terbentuklah sebuah baju lengkap.
10.
Inspeksi
Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya
adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality
control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak
cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu
sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu.
11.
Pressing / Finishing
Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan
mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan
terlihat lebih rapih.
12.
Inspeksi Akhir
Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang
terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk
benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka
yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka,
kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image
pabrik mereka sendiri.
13.
Packing
Packing adalah proses terakhir dimana semua produk
di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian akan
didistribusikan ke toko-toko baju.
2.
Jelaskan
perbedaan manajemen produksi dan produksi ceritakan dengan suatu ilustrasi !
Ø Manajemen
Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan/koordinasi kegiatan orang lain.
Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Ø Produksi
adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah
kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah
atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. Untuk
melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan
yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana
pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil
produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan
hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi.
Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia
faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa orang /
tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pembantu
dan metode.
3.
Sebutkan
pengambilan keputusan dalam manajeman produksi !
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak
pasti.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
mengandung resiko.
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul
karena pententangan
dengan keadaan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar