PEREKONOMIAN INDONESIA
NAMA :
RESTI JENITA
KELAS :
1EB21
NPM :
26212147
TUGAS :
PEREKONOMIAN INDONESIA (BAB 3)
TUGAS
BAB 3
- Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Indonesia adalah Negara yang mempunyai
sangat banyak sumber daya alam yang berada di daratan maupun lautan, sumber
daya alam yang terdapat di indonesia ini seharusnya dapat menjadi andalan untuk
membangun perekonomian Indonesia. Strategi pembangunan merupakan suatu
cara untuk mencapai Visi dan Misi yang dirumuskan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkaktan kinerja. Kinerja sangat
dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi (pemerintah) menerima sukses atau
mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah.
A.
Macam-macam Strategi Pembangunan Indonesia
Salah
satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian
suatu negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa
strategi pembangunan ekonomi adalah :
1. Strategi Pertumbuhan
Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan
ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah
(trickle–down–effect) pendistribusian
kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan
syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang
pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang
semakin tajam.
2. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep
strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik
sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan
paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak
sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi
mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan
dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi ketergantungan
adalah :
- Kemiskinan di Negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak atau negara lainnya.
- Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).”
4. Strtegi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini
dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab–sebab kurang mampunya
daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya atau lebih maju.
Menurut mereka, kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju
dikarenakan kemampuan atau pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin (Spread
Effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin
ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut
adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin
akan tercapai. Sedangkan Hirschman, mempercayai pandangan tersebut walaupun
baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi
ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya
dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan
menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika
pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran.
Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja,
peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi
Pembangunan
Dalam
melakukan pembangunan suatu negara atau bangsa diperlukan strategi yang bagus
untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tetapi di dalam strategi itu pasti ada
factor-faktor yang
memperngaruhinya. Faktor-faktor
tersebut adalah :
- Sumber Daya Alam (SDA), adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, jika SDA mencukupi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara akan cepat.
- Sumber Daya Manusia (SDM), merupakan salah satu faktor berikutnya yang sangat penting untuk pembangunan ekonomi, jika semakin baik SDM, maka akan semakin cepat jalannya suatu pembangunan.
- Tenaga Ahli, disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli adalah SDM yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan keterampilan.
- Teknologi, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan, karena penggunaan teknologi yang semakin canggih akan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan suatu bangsa atau negara.
C. Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap :
- Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
- Menentukan kebutuhan penghubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
- Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
- Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun
internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi
antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah
layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta
pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal
terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta
dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan. Saat ini, aktivitas
ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra. Fasilitas
transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada
jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa,
TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut
diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi
20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa.
Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan
nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi
pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa
elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk
pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi
teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan,
baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan
anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk
pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan
pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna
untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan
pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
D. Perencanaan Pembangunan
Manfaat Perencanaan Pembangunan
Fungsi atau manfaat perencanaan yaitu, sebagai penuntun arah, meminimalisasi ketidakpastian,
minimalisasi inefisiensi sumber daya, dan penetapan standar dalam pengawasan
kualitas. Adapun syarat perencanaan harus memiliki, mengetahui, dan
memperhitungkan :
- Tujuan akhir yang dikehendaki.
- Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
- Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
- Masalah-masalah yang dihadapi.
- Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
- Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
- Individu, organisasi, atau badan pelaksananya.
- Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
Periode Perencanaan Pembangunan
Perjalanan dokumen perencanaan pembangunan
nasional sebagai kompas pembangunan sebuah bangsa, perkembangannya secara garis
besar dapat dilihat dalam beberapa periode yakni :
- Dokumen Perencanaan Periode 1958-1967
Pada masa pemerintahan presiden Soekarno (Orde Lama) antara tahun
1959-1967, MPR Sementara (MPRS) menetapkan sedikitnya tiga ketetapan yang
menjadi dasar perencanaan nasional yaitu TAP MPRS No.I/MPRS/1960 tentang
Manifesto Politik republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara,
TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional
Semesta Berencana 1961-1969, dan Ketetapan MPRS No.IV/MPRS/1963 tentang
Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan Pembangunan.
- Dokumen Perencanaan Periode 1968-1998
Landasan bagi perencanaan pembangunan nasional periode 1968-1998 adalah ketetapan MPR dalam bentuk GBHN. GBHN
menjadi landasan hukum perencanaan pembangunan bagi presiden untuk
menjabarkannya dalam bentuk Rencana Pembangunan Lima Tahunan (Repelita), proses
penyusunannya sangat sentralistik dan bersifat Top-Down, adapun lembaga pembuat
perencanaan sangat didominasi oleh pemerintah pusat dan bersifat ekslusif.
Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai subjek utama out-put perencanaan
kurang dilibatkan secara aktif. Perencanaan dibuat secara seragam, daerah harus
mengacu kepada perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pusat walaupun banyak
kebijakan tersebut tidak bisa dilaksanakan di daerah. Akibatnya mematikan inovasi
dan kreatifitas daerah dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya.
Distribusi anggaran negara ibarat piramida terbalik, sedangkan komposisi
masyarakat sebagai penikmat anggaran adalah piramida seutuhnya.
- Dokumen Perencanaan Periode 1998-2000
Pada periode ini yang melahirkan perubahan dramatis dan strategis dalam
perjalanan bagsa Indonesia yang disebut dengan momentum reformasi, juga membawa
konsekuensi besar dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan nasional,
sehingga di periode ini boleh dikatakan tidak ada dokumen perencanaan
pembangunan nasional yang dapat dijadikan pegangan dalam pembangunan bangsa,
bahkan sewaktu pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid terbersit wacana dan isu
menyangkut pembubaran lembaga Perencanaan Pembangunan Nasional, karena
diasumsikan lembaga tersebut tidak efisien dan efektif lagi dalam konteks
reformasi.
- Dokumen Perencanaan Periode 2000-2004
Pada sidang umum tahun 1999, MPR mengesahkan Ketetapan No.IV/MPR/1999
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Berbeda dengan
GBHN-GBHN sebelumnya, pada GBHN tahun 1999-2004 ini MPR menugaskan Presiden dan
DPR untuk bersama-sama menjabarkannya dalam bentuk Program Pembangunan Nasional
(Propenas) dan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang memuat APBN, sebagai
realisasi ketetapan tersebut, Presiden dan DPR bersama-sama membentuk
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
2000-2004. Propenas menjadi acuan bagi penyusunan rencana pembangunan tahunan
(Repeta), yang ditetapkan tiap tahunnya sebagai bagian Undang-Undang tentang
APBN. sedangkan Propeda menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan
Tahunan Daerah (Repetada).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar